Kamis, 29 Mei 2014

Gambar Proses Penanaman : Hasil Penanaman Perdana








Gambar Proses Penanaman : Contoh Penanaman










Gambar Proses Penanaman : 2 Pohon Perdana





Gambar Proses Penanaman : Pengiriman Bibit Tanam






Langkah 6 : Penanaman

Pohon perdana

Langkah 5: Pengadaan Lahan

Gambar lahan






Langkah 4 : Pengadaan Bibit

Bibit tanam adalah investasi sebenarnya dari tanaman kelapa sawit.

Senin, 26 Mei 2014

Langkah 3 : Pencarian lahan

Sebenarnya investasi di kebun kelapa sawit mandiri hanya ditentukan oleh 2 hal penting, yaitu lahan dan bibit tanam. Faktor lahan menyangkut legalitas dan kondisi lahan, sedangkan bibit tanam merupakan aset sebenarnya dari kebun itu sendiri. Mengenai bibit akan dibahas di langkah selanjutnya.

Legalitas lahan artinya bahwa lahan yang akan kita cari adalah masuk dalam Areal Penggunaan Lain (APL) dan bukan areal Hutan dengan segala kategorinya seperti Hutan Industri apalagi Hutan Lindung. Selain itu sebelum mengeksekusi lahan harus juga dipastikan bahwa tidak termasuk lahan konflik. Akan lebih aman jika kita cek di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) terdekat untuk mengetahui kondisi lahan teresebut. Jika lahan itu belum tersertifikasi hendaknya surat-suratnya telah ditanda tangani sampai level camat. Sekali lagi, pastikan lahan dalam kondisi legal sebelum masuk ke langkah selanjutnya.

Kesesuaian lahan juga menjadi syarat berhasilnya penanaman kelapa sawit seperti yang tercantum dalam web litbang deptan.

Lalu pertimbangkan juga mengenai harga, lokasi, sarana dan prasarana penunjang seperti jalan dan akses menuju lokasi, jarak dengan bandara terdekat, penyedia pupuk dan obat tanaman, tenaga kerja serta kedekatan dengan pabrik CPO.

Setelah survey di beberapa tempat akhirnya Sawit Banjar memutuskan untuk membebaskan tanah di daerah Kabupaten Banjar-Kalsel. Lahan yang ada adalah tanah ex. Transmigran yang sudah tidak ditanami karena mereka sudah beralih profesi menjadi buruh tani atau berdagang di daerah perkotaan sekitarnya. Alhamdulillah lokasinya sangat bagus, ada akses jalan baik darat maupun sungai dengan klutuk (kapal kecil) dan sudah ada saluran drainasenya.
Harganya? Sekitar 6 jutaan per hektar.

Langkah 2 : Permodalan

Menjadi petani mandiri mutlak memerlukan modal. Modal yang dimaksud adalah keuangan untuk biaya investasi. Besarnya biaya perhektar suatu kebun sawit tergantung dari kesesuaian lahan, lokasi, sarana dan prasarana penunjang, tenaga kerja serta kedekatan dengan pabrik CPO.

Besarnya biaya perhektar sampai bibit ditanam dilapangan sekitar 15-25 jutaan, sedangkan bila ditambah dengan pemupukan dan perawatan selama masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sekitar 2-4 tahun, maka total biaya yang diperlukan adalah sekitar 25-40 jutaan.

Berapa luasan minimum yang efektif untuk petani mandiri?
Sebenarnya jika kita ingin menanam dan merawat sendiri, memiliki 2 hektar lahan sawit sudah cukup, tetapi perhitungan secara ekonomis maka luasan lahan minimum yang efektif adalah sekitar 4-5 hektar.

Kenapa?
Karena akan ada biaya-biaya yang harganya relatif sama antara 1-2 hektar dengan 4-5 hektar. Misalnya biaya survey, sebagian item saatpembukaan lahan, ongkos pengangkutan bibit, biaya pengiriman hasil panen dan biaya pengontrolan. Coba bayangkan betapa mahalnya ongkos yang kita keluarkan (misalnya) dari Jakarta ke Banjar-Kalsel hanya untuk survey dan mengontrol lahan yang hanya 1-2 hektar. Tapi jika kita memiliki 4-5 hektar, maka biaya-biaya tersebut akan semakin murah karena faktor pembaginya lebih besar.

Setelah memiliki pengalaman dari beberapa hektar sebagai awal penanaman, kita sudah akan mengetahui biaya-biaya yang perlu dikurangi atau dihilangkan. Saat itulah perlahan-lahan kita bisa menambah luasan lahan sesuai kemampuan keuangan kita.

Sawit Banjar sendiri memulai pemilikan lahan dari 3 hektar, lalu bertambah sedikit demi sedikit hingga 7 hektar. Setelah memiliki tambahan modal baru melakukan pembersihan lahan, pengadaan bibit dan pupuk serta penanaman.

Minggu, 25 Mei 2014

Langkah 1: Ilmu

"Al ilmu qabla qaul wal a’mal” (Berilmu sebelum berkata dan bertindak)….Itulah hadits pembuka di Kitab Shahih Bukhari yang kita kenal. Se-shahihnya kitab setelah kitabullah. Dalam semua hal, termasuk menjadi petani mandiri kelapa sawit, mengetahui ilmu dan seluk beluknya adalah hal yang paling pertama. Tanya sana-sini, diskusi sana-sini, baca sana-sini, dan juga nonton sana-sini akan menjadi sarana memperdalam pengetahuan tentang buah emas ini. Caranya bisa dengan masuk ke forum, blog dan web yang bertebaran di dunia maya. Bisa juga main ke toko buku untuk dapat bacaan yang konprehensif. Untuk buku yang paling baik dan lengkap bisa pilih Panduan Lengkap Kelapa Sawit nya Iyung Pahan.
 ini

Sedangkan tontonan bisa dipilih di Youtube seperti ini dan itu.

Sambil terus belajar kita bisa malakukan langkah selanjutnya ....Permodalan.

Menjadi Petani Kelapa Sawit Mandiri : Mulai Dari Mana?

Mulai dari mana?
Ya tentunya di mulai dari huruf M karena diawali dengan kata MENJADI...

Menjadi petani mandiri tentunya akan sangat baik dan bisa menjadi berkah kalau dimulai dengan niat yang baik. Ingin menjadi bekal penghidupan bagi anak-anak dan juga persiapan hari tua adalah tujuan utama Sawit Banjar melakukan usaha ini.

Secara umum menurut Sawit Banjar, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Ilmu
2. Penyediaan modal
3. Pencarian lahan
4. Pengadaan bibit
5. Pembukaan lahan
6. Penanaman
7. Pemupukan
8. Pemeliharaan
9. Pemanenan
10. Do'a

Kesemuanya akan Sawit Banjar tulis secara berurutan, Insya Allah...

Senin, 19 Mei 2014

Pilihan Sistem Investasi di Bidang Kelapa Sawit


Memilih kelapa sawit sebagai sarana investasi adalah suatu hal yang sudah Sawit Banjar putuskan. Namun di dalam investasi kelapa sawit itu sendiri ada berbagai macam opsi diantaranya : Sistem plasma, Sistem kerjasama kebun, Petani Mandiri alias menanam sendiri, baik di rawat sendiri atau dirawat oleh orang lain, serta Membeli saham emiten kelapa sawit di bursa efek

Selain bermain di saham (yang menurut Sawit Banjar dilarang agama), abang sudah mencoba semua opsi di atas. Masing-masing mempunyai perbedaan tersendiri. Perbedaan disini adalah mengenai sistem serta keuntungan dan kerugiannya.

1. Sistem Plasma
Sistem plasma adalah program pemerintah yang mewajibkan setiap pemilik kebun besar yang bertindak sebagai induk yang disebut dengan inti, untuk menyediakan 20% dari total lahannya bagi penduduk sekitar yang disebut dengan plasma. Penyediaan lahan tersebut juga (semestinya) diikuti dengan pelatihan, bimbingan dan penerapan bagaimana cara berkebun yang baik dan benar. Seluruh kegiatan, termasuk pengadaan bibit tanam dan pupuk dikelola oleh perusahaan inti.  Jadi, dalam sistem ini  ada pihak inti yang dijalankan perusahaan besar dan ada pihak plasma yang dijalankan oleh koperasi.  Nah, jika kita ingin berinvestasi dengan system ini cukup keluar uang sekali saja diawal investasi dengan membeli lahan perkavling @ 2 hektar melalui koperasi, lalu kita menjadi anggota koperasi.  Saat tanaman berbuah dan keuntungan layak dibagi maka kita akan memperoleh hasil sesuai jumlah kavling yang kita miliki. Awalnya Sawit Banjar menjadi anggota petani plasma di 3 koperasi berbeda. Namun sampai saat ini sejak 4-5 tahun lalu, hanya satu koperasi yang menghasilkan dengan baik.  Kesimpulan Sawit Banjar tentang sistem plasma secara umum adalah :
 Keuntungan :
  • Biaya hanya sekali, saat membeli kavlingan. Harganya bervariasi seperti daerah kalimantan dari 8-15 juta / kavling untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan sekitar 17,5 juta keatas utk Tanaman Menghasilkan.
  • Tidak pusing memikirkan pencarian lahan, pembukaan lahan, penanaman sampai pemanenan.
  • Jika sudah masuk masa TBM tingal duduk manis menunggu kiriman uang di bank melalui pengurus koperasi.
Kerugian :
  • Sangat sering di curangi oleh oknum perusahaan yang membebankan berbagai biaya ke petani plasma.
  • Kejujuran pengurus koperasi sangat menentukan besarnya pendapatan.
  • Minimmya SDM yang menangani koperasi.
  • Keuntungan adalah berupa SHU yang harus berbagi dengan perusahaan (induk) dan koperasi (plasma).
2. Sistem Kerjasama Kebun
Sistem ini biasanya terdiri dari beberapa orang yang membentuk suatu komunitas seperti kelompok tani. Awalnya mereka tidak saling kenal. Namun dengan memiliki tujuan yang sama mereka lalu berkebun secara bersama-sama dalam suatu hamparan lahan yang sama. Karena aktivitas berkebun dilakukan bersama-sama maka banyak biaya yang bisa dipangkas meluli system tanggung bersama seperti pembebasan lahan yang besar, pembuatan parit dan pengadaan bibit, sehingga dengan modal yang kecilpun seseorang bisa memiliki kebun sendiri. Ketiga hal tersebut akan sangat sulit dilakukan sendiri jika kita hanya mampu memiliki beberapa hektar lahan. Ini pernah Sawit Banjar ikuti dalam Kelompok Tani di grup kaskus yang bisa dilihat di sini.
 Keuntungan :
  • Dengan modal kecil bisa memiliki beberapa hektar kebun.
  • Bisa banyak belajar dari yang sudah berpengalaman.
 Kerugian :
  • Sangat sulit mencari anggota tani yang komitmen, karena banyak yang mundur ditengah jalan.
  • Terdiri dari orang-orang yang latarbelakangnya tidak kita ketahui dan diantara anggota tani terpisah jarak yang jauh.
3. Petani Mandiri
Setelah pernah menjadi anggota petani plasma dan  sistem kerjasama kebun akhirnya Sawit Banjar –dengan izin Allah- memberanikan diri terjun langsung menjadi Petani Mandiri. Artinya segala sesuatunya dari permodalan, pengadaan lahan, pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan dan lain-lain dilakukan secara mandiri, walaupun pada kenyataannya dilapangan dikerjakan oleh orang lain.
 Keuntungan :
  • Bebas menentukan sendiri arah dan kebijakan kebun
  • Dengan kondisi yang sama akan mendapatkan hasil yang lebih besar dari kedua sistem sebelumnya
 Kerugian :
  • Diperlukan modal yang relatif besar dari kedua sistem sebelumnya
  • Memerlukan pemikiran dan konsep yang matang untuk diterapkan sesuai kondisi di lapangan
  • Siap menanggung risiko jika tanaman terkena penyakit atau dilanda banjir dan kebakaran.
Anyway…melalui pembelajaran yang baik -insya Allah- Sawit Banjar akan menjalani sistem Petani Mandiri ini. Melalui pembelajaran ini juga Sawit Banjar akan berbagi melalui blog ini. Mohon doa semoga berhasil dan berkah, aamiin.

Senin, 24 Februari 2014

Kenapa Memilih Kelapa Sawit ?


Ada banyak sarana investasi yang tersedia di pasar, dari yang paling aman sampai yang paling berisiko. Biasanya investasi yang berpeluang memiliki keuntungan yang melimpah berbanding lurus dengan risiko yang lebih tinggi. Selain itu, memilih kendaraan investasi sangat tergantung pada jangka waktu dan tujuan yang digunakan selama berinvestasi.

Investasi kelapa sawit termasuk investasi jangka panjang. Karena modal besar yang kita keluarkan diawal investasi, baru mendapatkan hasil setelah 3-4 tahun tanam dan akan mencapai titik impas yang biasa disebut Break Event Point pada tahun ke 4-6 setelah Tanaman Menghasilkan atau sekitar 7-10 tahun dari usia penanaman. Dengan demikian jelaslah investasi ini sangat cocok untuk persiapan pendidikan tinggi anak kelak dan atau untuk masa pensiun. Itulah sebabnya mengapa Sawit Banjar memilih kelapa sawit sebagai sarana investasi. Mohon doa dari teman - teman agar kebun Sawit Banjar ini berhasil dan barokah, aamiin…
~000~

Minggu, 23 Februari 2014

Namaku Sawit Banjar

Bismillahirrahmanirrahim...
Salam kenal dan salam persawitan. Namaku Sawit Banjar dari Kalimantan Selatan. Mulai hari ini -insya Allah- akan menulis dan berbagi cara bagaimana membangun kebun kelapa sawit mandiri dari A sampai Z. Sebagai pemula, sudah pasti akan banyak kita jumpai kesalahan dan kekurangan, namun dengan semangat berbagi Sawit Banjar berharap agar blog ini bisa memberi kebaikan pada dunia persawitan, khususnya petani sawit mandiri atau swadaya. Semoga bermanfaat.