Senin, 19 Mei 2014

Pilihan Sistem Investasi di Bidang Kelapa Sawit


Memilih kelapa sawit sebagai sarana investasi adalah suatu hal yang sudah Sawit Banjar putuskan. Namun di dalam investasi kelapa sawit itu sendiri ada berbagai macam opsi diantaranya : Sistem plasma, Sistem kerjasama kebun, Petani Mandiri alias menanam sendiri, baik di rawat sendiri atau dirawat oleh orang lain, serta Membeli saham emiten kelapa sawit di bursa efek

Selain bermain di saham (yang menurut Sawit Banjar dilarang agama), abang sudah mencoba semua opsi di atas. Masing-masing mempunyai perbedaan tersendiri. Perbedaan disini adalah mengenai sistem serta keuntungan dan kerugiannya.

1. Sistem Plasma
Sistem plasma adalah program pemerintah yang mewajibkan setiap pemilik kebun besar yang bertindak sebagai induk yang disebut dengan inti, untuk menyediakan 20% dari total lahannya bagi penduduk sekitar yang disebut dengan plasma. Penyediaan lahan tersebut juga (semestinya) diikuti dengan pelatihan, bimbingan dan penerapan bagaimana cara berkebun yang baik dan benar. Seluruh kegiatan, termasuk pengadaan bibit tanam dan pupuk dikelola oleh perusahaan inti.  Jadi, dalam sistem ini  ada pihak inti yang dijalankan perusahaan besar dan ada pihak plasma yang dijalankan oleh koperasi.  Nah, jika kita ingin berinvestasi dengan system ini cukup keluar uang sekali saja diawal investasi dengan membeli lahan perkavling @ 2 hektar melalui koperasi, lalu kita menjadi anggota koperasi.  Saat tanaman berbuah dan keuntungan layak dibagi maka kita akan memperoleh hasil sesuai jumlah kavling yang kita miliki. Awalnya Sawit Banjar menjadi anggota petani plasma di 3 koperasi berbeda. Namun sampai saat ini sejak 4-5 tahun lalu, hanya satu koperasi yang menghasilkan dengan baik.  Kesimpulan Sawit Banjar tentang sistem plasma secara umum adalah :
 Keuntungan :
  • Biaya hanya sekali, saat membeli kavlingan. Harganya bervariasi seperti daerah kalimantan dari 8-15 juta / kavling untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan sekitar 17,5 juta keatas utk Tanaman Menghasilkan.
  • Tidak pusing memikirkan pencarian lahan, pembukaan lahan, penanaman sampai pemanenan.
  • Jika sudah masuk masa TBM tingal duduk manis menunggu kiriman uang di bank melalui pengurus koperasi.
Kerugian :
  • Sangat sering di curangi oleh oknum perusahaan yang membebankan berbagai biaya ke petani plasma.
  • Kejujuran pengurus koperasi sangat menentukan besarnya pendapatan.
  • Minimmya SDM yang menangani koperasi.
  • Keuntungan adalah berupa SHU yang harus berbagi dengan perusahaan (induk) dan koperasi (plasma).
2. Sistem Kerjasama Kebun
Sistem ini biasanya terdiri dari beberapa orang yang membentuk suatu komunitas seperti kelompok tani. Awalnya mereka tidak saling kenal. Namun dengan memiliki tujuan yang sama mereka lalu berkebun secara bersama-sama dalam suatu hamparan lahan yang sama. Karena aktivitas berkebun dilakukan bersama-sama maka banyak biaya yang bisa dipangkas meluli system tanggung bersama seperti pembebasan lahan yang besar, pembuatan parit dan pengadaan bibit, sehingga dengan modal yang kecilpun seseorang bisa memiliki kebun sendiri. Ketiga hal tersebut akan sangat sulit dilakukan sendiri jika kita hanya mampu memiliki beberapa hektar lahan. Ini pernah Sawit Banjar ikuti dalam Kelompok Tani di grup kaskus yang bisa dilihat di sini.
 Keuntungan :
  • Dengan modal kecil bisa memiliki beberapa hektar kebun.
  • Bisa banyak belajar dari yang sudah berpengalaman.
 Kerugian :
  • Sangat sulit mencari anggota tani yang komitmen, karena banyak yang mundur ditengah jalan.
  • Terdiri dari orang-orang yang latarbelakangnya tidak kita ketahui dan diantara anggota tani terpisah jarak yang jauh.
3. Petani Mandiri
Setelah pernah menjadi anggota petani plasma dan  sistem kerjasama kebun akhirnya Sawit Banjar –dengan izin Allah- memberanikan diri terjun langsung menjadi Petani Mandiri. Artinya segala sesuatunya dari permodalan, pengadaan lahan, pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan dan lain-lain dilakukan secara mandiri, walaupun pada kenyataannya dilapangan dikerjakan oleh orang lain.
 Keuntungan :
  • Bebas menentukan sendiri arah dan kebijakan kebun
  • Dengan kondisi yang sama akan mendapatkan hasil yang lebih besar dari kedua sistem sebelumnya
 Kerugian :
  • Diperlukan modal yang relatif besar dari kedua sistem sebelumnya
  • Memerlukan pemikiran dan konsep yang matang untuk diterapkan sesuai kondisi di lapangan
  • Siap menanggung risiko jika tanaman terkena penyakit atau dilanda banjir dan kebakaran.
Anyway…melalui pembelajaran yang baik -insya Allah- Sawit Banjar akan menjalani sistem Petani Mandiri ini. Melalui pembelajaran ini juga Sawit Banjar akan berbagi melalui blog ini. Mohon doa semoga berhasil dan berkah, aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar